Sabtu, 31 Oktober 2020

Pembelajaran Terintegrasi

 

Hakikat pembelajaran terintegrasi.

Secara teoritis terdapat dua istilah yang memiliki hubungan yang saling terkait dan ketergantungan satu dengan yang lainnya, yaitu integrative curriculum (kurikulum terpadu) dan integreted learning (pembelajaran terpadu). Kurikulum terpadu adalah kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan dan sikap (Wolfinger dalam Hernawan:15). Perbedaan yang mendasar dari konsepsi kurikulum terpadu dan pembelajaran terpadu terletak pada segi perencanaan dan pelaksanaannya. Idealnya, pembelajaran terpadu bertolak dari kurikulum terpadu.

Pembelajaran terpadu dalam bahasa Inggris adalah integrated teaching and learning atau integrated curriculum approach. Konsep pembelajaran terpadu digagas oleh John Dewey, menurut Dewey pembelajaran terpadu sebagai usaha untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan peserta didik dan kemampuan pengetahuannya (Saud dalam Ananda:3). Dijelaskan lebih lanjut oleh Dewey bahwa pembelajaran terpadu adalah pendekatan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan interaksi dengan lingkungan dan pengalaman dalam kehidupannya.

Menurut T. Raka Joni (dalam Kadir:6) bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Beane (dalam Ananda:3) menjelaskan pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang memadukan beberapa pokok bahasan. Keterpaduan dalam pembelajaran tersebut dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek materi belajar, dan aspek kegiatan pembelajaran. Sementara itu Jacobs (dalam Ananda:3) menjelaskan pembelajaran terpadu adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran sebagai suatu proses untuk mengaitkan dan mempadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran dengan semua aspek perkembangan peserta, kebutuhan dan minat peserta, serta kebutuhan dan tuntutan lingkungan sosial keluarga.

Hadi Subroto (dalam Kadir:6) mendefinisikan secara lebih operasional bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar siswa, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna. Maka pada umumnya pembelajaran tematik/terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan tema tertentu untuk mengaitkan antara beberapa isi mata pelajaran dengan pengalaman kehidupan nyata sehari-hari siswa sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa.

Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami (Hernawan:1.5).

Drake dan Burns (dalam Murfiah) yang menyatakan bahwa: “Multidisciplinary approaches focus primarily on the disciplines. Teachers who use this approach organize standars from the disciplines around a thema. Figure 1.2 shows the relationship of different subjects to each other and to a common theme. There are many different ways to create multidisciplinary curriculum, and they tend differ in the level of intensity of the integration effort”. Konsep ini menjelaskan bahwa pendekatan multidisiplin berfokus di atas cabang- cabang disiplin. Guru yang menggunakan pendekatan ini mengorganisasikan standar disiplin yang membentuk sebuah tema. Pendekatan multidisiplin merupakan pendekatan yang dikembangkan dalam kurikulum 2013, terutama dalam pendekatan yang dikembangkan dalam kurikulum sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sebuah pendekatan tematik terpadu dari beberapa mata pelajaran, namun materi yang dikembangkan disusun seimbang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Pembelajaran terpadu menurut Joni (dalam Ananda:4) adalah suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan yang secara holistik, bermakna dan otentik. Sukayati (dalam Ananda:4) menjelaskan pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik. Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu peserta didik akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasa lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncpeserta an, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar peserta, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna (Hadisubroto dalam Trianto, 2011:56). Hal senada dengan penjelasan di atas dipaparkan oleh Sukandi dkk (Trianto, 2011:56) bahwa pembelajaran terpadu pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegitan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan cara ini dapat dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran yang disajikan tiap pertemuan. Menurut Trianto (2011:57) pembelajaran terpadu adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang dipelajari itu melalui pengamatan langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang mereka pahami.

Dalam pemaknaan lainnya pembelajaran terpadu adalah pendekatan holistik (a holistic approach) yang mengkombinasikan aspek epistemologi, sosial, psikologi dan pendekatan pedagogi untuk pendidikan peserta yaitu menghubungkan antara otak dan raga, antara pribadi dan pribadi, antara individu dan komunitas, dan domain-domain pengetahuan (Saud dalam Kadir:5).

Pembelajaran terpadu sangat sederhana jika diterapkan dalam sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), dalam materi yang dikembangkan atau mata pelajaran yang dikembangkan memerlukan pendekatan yang terpadu sebagai acuan dasar untuk membentuk sebuah tema, pada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah memungkinkannya dengan pendekatan tematik tersebut. Bahkan, kompetensi inti kelas I menyeimbangkan kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Standar kompetensi lulusan pada ranah sikap pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar serta dunia dan peradabannya dengan cara menerima, menjalankan, menghargai, menghayati dan mengamalkan.

Secara sederhana apa yang dimaksudkan dengan pembelajaran tematik adalah kegiatan siswa bagaimana seorang siswa secara individual atau secara kelompok dapat menemukan keilmuan yang holistik. Pembelajaran terpadu/tematik menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi siswa, baik aktivitas formal maupun informal, meliputi pembelajaran inquiry secara aktif sampai dengan penyerapan pengetahuan dan fakta secara pasif, dengan memberdayakan pengetahuan dan pengalaman siswa untuk membantunya mengerti dan memahami dunia kehidupannya

Pembelajaran terpadu adalah pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan menintegrasikan kegiatan kedalam semua bidang pengembangan, meliputi aspek kognitif, social-emosional, bahasa, moral, dan nilai nilai agama, fisik motorik, dan seni. Semua bidang pengembangan tersebut dijabarkan kedalam kegiatan pembelajaran yang dipusatkan pada satu tema sehingga pembelajaran terpadu, disebut juga pembelajaran tema. Pelaksanaan pendekatan pembelajaran terpadu ini bertolak dari suatu topic yang dipilih dan dikemabangkan oleh guru bersama dengan anak. tujuan dari tema ini bukan hanya semata - mata untuk menguasai konsep konsepa tau keterampilan saja, akan tetapi konsep konsep dan keterampilan tersebut berkaitan terkait satu sama lain dan digunakan sebagai alat dan wahana untuk mempelajarai dan menjelajahi tema yang dipilih.

 

Berdasarkan pemaparan di atas dapatlah dipahami bahwa pembelajaran terpadu merupakan pendekatan dalam pembelajaran dengan mengintegrasikan beberapa materi ajar dan atau beberapa mata pelajaran yang terkait secara harmonis untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik. Dari uraian pendapat diatas, maka pengertian pembelajaran terpadu dapat disimpulkan sebagai berikut.

Ø   Pembelajaran terpadu diartikan sebgai pendekatan pembelajaran yang melibatkan atau menghubungkan beberapa mata pelajaran/bidang studi yang mencerminkan dunia nyata dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.

Ø   Pembelajaran beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi yang lainnya.

Ø   Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan anak secara simultan.

Ø   Merakit atau menghubungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang pengembangan yang berbeda, dengan harapan anak akan belajar dengan lebih baik dan bermakna.


Pembelajaran terpadu sangat diperlukan terutama untuk jenjang sekolah dasar, karena perkembangan anak sekolah dasar cenderung bersifat holistik. Perkembangan ini merupakan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial yang tidak dapat terpisahkan satu dengan yang lainnya dan sifatnya terpadu (holistic) dengan pengalaman serta kehidupan dalam lingkungan sekitar. Pembelajaran terpadu pada anak usia dini dalam hal ini murid SD kelas 1 sampai kelas 6 didasarkan pada keyakinan bahwa anak akan tumbuh dengan baik jika dilibatkan secara alamiah dalam proses belajar. yang akan membentuk pengalaman secara totalitas dalam pribadi anak.

Alasan perlunya penerapan proses pembelajaran yang memadukan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lain, atau satu mata pelajaran dengan bahan ajar tertentu, sehingga menjadi satu menu yang akan disajikan dalam proses pembelajaran (Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas 2004), yaitu:

a.    Alasan Empirik, karena pada hakikatnya pengalaman hidup ini sifatnya kompleks dan terpadu, artinya menyangkut berbagai aspek yang saling terkait. Dari kondisi ini sebaiknya proses pembelajaran di sekolah sebenarnya dapat dilaksanakan dengan meniru model pengalaman hidup di dalam masyarakat, karena proses pembelajaran yang demikian lebih sesuai dengan realitas kehidupan kita.

b.    Alasan Teoritis Ilmiah, karena keadaan dan permasalahan dalam kehidupan akan terus berkembang selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kata lain, muatan ilmu pengetahuan dan informasi yang semakin bertambah itu tidak mungkin dapat dimasukkan ke dalam kurikulum menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri. Oleh karena itu, diperlukan satu organisasi kurikulum yang isinya lebih merupakan pilihan bahan ajar yang secara khusus dipersiapkan sebagai menu untuk proses pembelajaran. Dari sinilah muncul fusi mata pelajaran yang melahirkan kurikulum terpadu (integrated curriculum), dan kemudian melahirkan kurikulum inti (core curriculum). Pembelajaran terpadu bertujuan untuk mengakomodasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sera permasalahan yang begitu kompleks dalam masyarakat.

Selain hal tersebut, terdapat beberapa alasan lain mengapa pembelajaran terpadu cocok digunakan di tingkat SD (Hasnawati:3):

1.      Pendidikan di SD harus memperhatikan perkembangan intelektual anak. Sesuai dengan taraf perkembangannya, anak SD memandang dan mempelajari segala peristiwa yang terjadi disekitarnya atau yang dialaminya sebagai satu kesatuan yang utuh (holistic) , mereka belum dapat memisah-misahkan bahan kajian yang satu dengan yang lain.

2.      Di samping memperhatikan perkembangan intelektual anak, guru juga haru mengurangi dampak dari fenomena ini di antaranya anak tidak mampu melihat dan memecahkan masalah dari berbagai sisi, karena ia terbiasa berfikir secara fragmentasi, anak dikhawatirkan tidak memiliki cakrawala pandang yang luas dan integratif. Cakrawala pandang yang luas diperlukan dalam memecahkan permasalahan yang akan mereka hadapi nanti di masyarakat. Jadi merupakan bekal hidup yang sehat dalam memandang manusia secara utuh.

3.      Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa (student centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Peran guru lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

4.      Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

5.      Dalam pembelajaran terpadu pemisahan antarmata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Bahkan dalam pelaksanaan di kelas-kelas awal sekolah dasar, fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tematema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

6.      Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

7.      Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada.

8.      Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan demikian, siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

 

 

 

 


 

Daftar Pustaka

 

Ananda, Rusydi.Abdillah. 2018. Pembelajaran Terpadu. Medan: LPPKI

 

Depdiknas.2004. Model Pembelajaran Terpadu. Artikel. Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen Dikdasmen, Depdiknas

 

Hasnawati.2013. Sistem Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar. E-Journal Marwah. STAIN Bukit Tinggi. Vol XII, No.1 Juni tahun 2013.

 

Hernawan, Asep Herry. 2005. Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

 

Kadir, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

 

Murfian, Uum. 2017.Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Dasar. Jurnal Pesona Dasar. Universitas Syah Kuala: Vol.1 No.5 tahun 2017

 

Suprayitno. 2015. Pembelajaran Pendidikan Jasmani secara terpadu di Sekolah Dasar. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Universitas Negeri Meda. Vo.12, No.81 tahun 2015

 

Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.